Senin, 15 November 2010

Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan penggerak atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Motivasi diperlukan seseorang sebagai kekuatan dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan, kesuksesan, dan keberhasilan.

Seberapa besar kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan kualitas perilaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan sehari – harinya, contohnya pada saat ia belajar atau bekerja.

Banyak macam – macam jenis teori motivasi, diantaranya : (1) Teori Kebutuhan Maslow; (2) Dua Faktor Herzberg ‘Instrinsik dan Ekstrinsik; (3) Teori Prestasi dari McClelland; (4) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (5) Teori Keadilan (Comparison Other); (6) Teori Klasik F.W. Taylor; dan (7) Teori Human Relations.

Teori Prestasi dari McClelland.

Teori ini mengatakan seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi.

Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (n-ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.

Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu seseorang akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, yang bersifat realistis, dan akan menimbulkan kamajuan dalam pekerjaannya. Dan seseorang yang telah berprestasi perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

Contohnya adalah seorang anak, misal ia sudah berprestasi dalam belajar, maka ia akan mengharapkan hadiah, pengakuan berprestasi dari orangtuanya, sehingga hal ini akan memotivasi dirinya untuk lebih giat belajar dan lebih baik dalam berprestasi.

Contoh lainnya, adalah untuk seorang karyawan, motivasi seperti ini akan memacu dirinya untuk bekerja keras dan meningkatkan produktivitas kerja, sehingga akan berdampak pada pencapaian tujuan dari organisasi tersebut.

Seseorang yang mendapatkan pengakuan berprestasi akan merasa bahwa dirinya dihargai serta akan merasa bangga atas keberhasilan yang telah dicapainya selama ini.

Motivasi seperti ini akan menimbulkan semangat lebih maju dalam bekerja, lebih memacu seseorang menimbulkan ide-ide cemerlang yang bagus bagi kemajuan organisasi tersebut. Apabila yang menjadi tujuannya itu telah tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan pribadi atas kerja kerasnya tersebut.

Sekali lagi ditekankan dalam Teori Prestasi dari McClelland ini, umpan balik akan sangat diperlukan karna merupakan suatu ukuran prestasi atau keberhasilan seseorang.

Dirumah, motif berprestasi anak bisa dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga, pendidikan dan pekerjaan orang tua, hubungan dengan saudara-saudaranya dan sebagainya. Sementara diluar dibentuk lewat hubungan yang penuh tantangan dengan teman-temannya. Tantangan mengandung konotasi pesaingan, kondisi mana di anggap sebagai stimulant utama n-ach.

Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
(1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat;
(2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan
(3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

Jadi kesimpulannya, keuntungan dan kelemahan untuk individu yang menggunakan Teori Prestasi dari McClelland ini adalah :
· Menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin
· Bekerja tidak atas dasar untung-untungan
· Berfikir dan berorientasi ke masa depan denga berusaha mengantisipasi hasil kerjanya secara logis
· Lebih mementingkan prestasi ketimbang upah yang akan diterimanya
· Realistis menilai dirinya
· Tidak boros, konsumtif, melainkan produktif
· Menghargai hadiah yang diterimanya
· Bersemangat, bekerja keras dan penuh vitalitas
· Tidak gampang menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin
· Tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya
· Dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia menjalankan petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya
· Lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang untuk berkreasi, bukan yang monoton
· Gembira secara wajar manakala memenangkan persaingan kerja dengan rekan-rekannya
· Selau menjadikan pekerjaannya yang lalu sebagai umpan balik bagi penentuan tindakan lanjutan
· Segan bekerja dalam suasana bersaing (dalam arti positif) dan berusaha meninggalkan rekan-rekannya jauh dibelakang
· Merasa kesal kalau hasil kerjanya jelek apalagi kalau diperlukan orang lain
· Berprinsip bahwa upah yang diterima hendaknya sepadan dengan kualitas dan prestasi kerjanya


Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sbb (jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi tentang motivasi dan management skills,Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.

Teori X dan Y , teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negative (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan yang lain positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.