Selasa, 30 Maret 2010

WANITA MEMANG SUSAH DIBUAT BAHAGIA !!

cewe emang susah dimengerti deh

Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
Jika dibilang jelek di sangka menghina.
Bila dibilang lemah dia protes,
Bila dibilang perkasa dia nangis .
Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin
genteng, nolak (sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)
Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah Cemberu (sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya Perasaan)
Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, Kebanyakan bilang Ibunya,
Tapi kenapa ya .. Lebih bangga jadi wanita karir, Padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan, Mukanya merah..
Bila di ajari mukanya merah,
Bila di sanjung mukanya merah
Jika marah mukanya merah,kok sama Semua ? Bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
Ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
Ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
Ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
Ketika didiamkan malah marah (repot Kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak Jawabannya).

Di bilang ceriwis marah,
Dibilang berisik ngambek,
Dibilang banyak mulut tersinggung,
Tapi kalau dibilang S u p e l
(Wadoh seneng banget..padahal sama saja maksudnya).

Dibilang gemuk engga senang
Padahal maksud Kita sehat gitu loh
Dibilang kurus malah senang
Padahal maksud Kita kenapa elho jadi begini !!!
Itulah WANITA makin Kita bingung makin senang DIA !

MUTILASI MAKIN MARAK DI MASYARAKAT

Awal tahun 2010 masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta dinodai dengan terbongkarnya kasus mutilasi. Belum hilang di benak masyarakat kita dengan kasus jagal manusia Ryan yang dituduh telah membunuh puluhan korban, atau kasus dtemukan sekantong tubuh laki-laki yang sudah terpotong-potong di Bus Mayasari bakti beberpa waktu lalu, masyarakat kini diramaikan kembali oleh 'lagi-lagi' mutilasi. Berita yang sampai saat penulisan artikel ini masih hangat mewarnai berbagai media baik cetak maupun on line.

Mutilasi bukan sesuatu yang baru di negeri tercinta Indonesia. Berbagai kasus pembunuhan yang diakhiri dengan peemotongan jenazah korban bisa dikatakan makin marak terjadi dua dekade belakangan ini. Khusus kasus mutilasi, diawali dengan kasus mayat terpotong tiga belas di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara di awal tahun delapan-puluhan yang sampai sekarang masih merupakan suatu misteri pembunuhan yang tidak atau belum terungkap. Seolah mendapatkan ide baru, semenjak itu banyak kasus mutilasi ditemukan. Masyarakat yang sebelumnya begitu shock dengan metode multilasi, belakangan ini nampak seolah sudah mafhum. Berbagai kasus mutilasi sudah sangat akrab di telinga kita, paling kita hanya mengelus dada dan berujar dalam hati : siapa lagi korbannya kali ini???

Yang menarik dari sekian kasus pembunuhan disertai dengan mutilasi yang terjadi di Indonesia ada beberapa kasus yang berkaitan dengan dunia homoseksual. Seperti kasus Ryan sang jagal manusia yang berdarah dingin yang konon membunuh puluhan lelaki yang menjadi pacarnya, pembunuhan seorang waria terkenal di Jakarta, beberapa kasus yang kian menambah panjang deretan kriminalitas di bumi pertiwi seperti sering ditemukan mayat anak jalanan yang diduga juga menjadi korban penyimpangan seksual maupun kejahatan lain di lingkungan kaum homoseksual.

Daftar ini makin panjang dengan ramainya tindak keji pembunuhan baik dengan atau tanpa mutilasi yang dilakukan oleh kaum heteroseksual. Dan baru-baru ini kasus mutilasi anak juga berkaitan dengan dunia gay. Pelaku orang dewasa, korban anak-anak. Ini tentu bukan kasus pertama sodomi yang disertai dengan penghilangan nyawa, dan kasus sodomi yang dilakukan dengan anak-anak khususnya anak-anak jalanan yang memang sangat vulnarable, ingat kasus serupa yang mampu mendirikan bulu roma kita adalah si Robot Gedheg dan Soemanto serta dukun As.

Adalah lelaki separuh baya yang dikenal sebagai Babe, yang menjadi 'bintang' media kurang lebih dua minggu ini. Kasusnya tidak kalah mendirikan bulu roma dengan kasus Penjagal ganteng Ryan atau Robot Gedheg, Babe , sosok yang selama ini dikenal di masyarakat sekitar sebagai sosok yang damai, penuh kasih dan welas asih terhadap anak jalanan, ternyata niat tulusnya tersebut ada udang di balik batu. Anak-anak jalanan yang seharusnya dilindungi malah dijadikan pelampiasan nafsu bejatnya yang menyimpang. Kelanian seksual si Babe memang diakui sendiri oleh sang pelaku.

Babe yang konon menikah tiga kali dan gagal memang seorang homoseksual yang parahnya juga melakukan perbuatan sodomi dengan paksa terhadap anak-anak asuhnya. Sudah tujuh orang anak jalanan yang berkorban nyawa demi appetite sang jagal, dan menurut pengakuan pelaku, ada puluhan anak jalanan yang sudah menjadi korban nafsu seksual sang Babe.

Apa yang ada dibenak para penjagal manusia tersebut ketika sedang melakukan pembunuhan dan motong-motong tubuh korban bak memotong daging sapi? Apakah mereka benar-benar sadar diri melakukan tindakan keji tersebut dan tanpa rasa bersalah sedikitpun memutilasi korban. Atau tindakan mereka hanya sekedar 'temporary insanity' belaka? Alias hilang akal sehat sesaat dan melakukan tindakan di luar kehendaknya sendiri karena luapan rasa marah dan benci kepada sang korban. Banyak kasus pembunuhan yang bermuara kepada temporary insanity dimana sang pelaku dipojokkan dengan situasi dan kondisi yang mengakibtakan harga diri sang pelaku terluka dan keinginan untuk mencelakai korban dari tingkat rendah sampai pembunuhan dan setelah kejadian terjadi dan dia menyadari tindakannya akan mengakibatkan penyesalan yang luar biasa.

Banyak kasus temporary insanity alias khilaf ini mewarnai sejumlah kasus pembunuhan berdarah dingin nan keji di berbagai daerah di Nusantara. Ambil ciontoh misalnya : pada kasus beberapa pembunuhan terhadap beberapa gadis muda yang tinggal di apartment mewah di Jakarta. Hanya gara-gara tidak terima dikatakan pelit atau ditagih hutang, bisa membuat seseorang yang sangat dikenal oleh korban, melakukan pembunuhan nan keji. Tidak jarang juga menurut pengakuan pembunuh tersebut, yang membuat mereka khilaf adalah kata-kata korban yang dianggap melukai harga dirinya sebagai lelaki. Bagi lelaki, harga diri adalah nomor satu.

Dear KoKiers,

Dalam dunia hukum, temporary insanity adalah : suatu saat ketika seorang terdakwa diperbolehkan menolak keputusan sang hakim atas segala tuduhan tindak kriminal yang dijatuhkan kepada terdakwa dengan alasan bahwa di saat sedang melakukan tindak kriminal tersebut, si terdakwa dalam keadaan sebagai bukan dirinya sendiri atau in the state of mentally ill. Mentally ill dalam hal ini mempunyai pengertian yang sangat berbeda dengan : "sakit jiwa" seperti yang kita kenal apada umumnya. Dan dalam dunia hukum kriminal pembelaan terdakwa atas keadaan mentally ill ini adalah syah artinya, dan boleh dipergunakan sebagai alasan. Pengadilan-pengadilan yang memperbolehkan alasan mentally ill atau temporary insanity adalah USA, sementara di Australia dan Canada dipakai istilah "lebih halus" yaitu "mental disorder defense".

Dalam bahasa sehari-hari, istilah temporary insanity mempunyai pengertian sebagai berikut ;

" Suatu keadaan dimana terjadi ketidak seimbangan dan juga tekanan-tekanan dalam diri seseorang sehingga menyebabkan 'ketidak warasan sementara' seperti ketika seseorang lupa diri dan bertindak diluar pribadi kesehari-hariannya".

Begitu gampangnya darah tertumpah di bumi Indonesia hanya gara-gara masalah yang sangat sepele, dan lebih mengejutkan lagi, pelaku kriminal tersebut tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa namun juga terjadi dan dilakukan oleh anak-anak! Beberapa kasus yang sempat aku baca dan membuat bulu kudukku berdiri tegak adalah beberapa kasus anak SD yang membunuh teman sekelasnya! Sementara khusus orang dewasa, sang pelaku tidak saja puas membunuh namun juga memotong-motong daging korban.

Apakah Babe, Ryan , atau Robot Gedheg, misalnya mengalami temporary insanity ketika tidak saja membunuh namun juga memutilasi? Sehingga mereka layak mendapat presumption of innocence? Dan berhak didampingi oleh pengacara yang tentu akan berbuntut 'ringannya' hukuman yang akan diterima? Dan dari kasus- kasus tersebut, sodomi kalau boleh dikatakan sebagai inti alasan pembunuhan. Berbeda dengan Ryan yang korbannya adalah manusia dewasa yang dianggap mampu berpikir dengan akal sehat, sementara Babe dan Robot Gedheg membunuh anak-anak jalanan karena mereka menolak untuk disodomi.

Menurut pengakuan Robot Gedheg maupun Babe, mereka berdua sewaktu kanak-kanak adalah korban sodomi yang dilakukan oleh orang dewasa juga, dengan kata lain : di saat usia yang sangat tender, mereka dipaksa mengenal seks yang dianggap tidak wajar sekaligus menyakitkan, yang mana peristiwa yang menimpa dirinya, akan membekas di benak mereka dan tidak akan pernah hilang dari memori dan korban sodomi apalagi yang baru pertama kali dilakukan, akan sangat menyakitkan, terutama bagi anak kecil dan tentu akan meninggalkan trauma yang sangat dalam, dan selanjutnya di alam bawah sadar mereka akan merekam peristiwa brutal dan anehnya mereka kelak akan cenderung meng-copy apa yang menimpa mereka di saat kanak-kanak dan melampiaskan dendam trauma dengan melakukan hal sama.

Sungguh merupakan sebuah ironi yang nyata bahwa korban sodomi oleh orang dewasa akan memngakibatkan menjadi pelaku sodomi juga jika mereka telah dewasa. Contoh nyata : pengakuan Babe dan Robot Gedheg. Sungguh memiriskan.

Pelaku tindak kriminal mempunyai latar alasan yang berbeda-beda, katakan dari rasa dendam yang menggunung, rasa amarah sesaat, ataupun yang mengaku mendapat bisikan ghaib untuk menghabisi nyawa si Anu atau si Ani. Berbagai alasan coba dikemukakan oleh pelaku kriminal baik yang hanya "melukai" dan tidak sampai membunuh ataupun yang terang-terangan memang bertujuan menghabisi nyawa korban. Yang menarik, tak sedikit yang mengaku bahwa pembunuhan dilakukan oleh pelaku karena "mengikuti" bisikan halus yang di luar kemauan si pelaku. Bisikan yang kadang-kadang lewat mimpi yang terjadi berulang-ulang ataupun juga lewat bisikan yang melintas di kepalanya secara continue.

Misalnya seperti pengakuan Ryan si penjagal manusia yang konon saat dia masih SMP dia pernah tanpa sengaja memasuki sebuah gua di pinggir pantai selatan dan menurut orang tuanya, semenjak itulah perilakunya menjadi aneh. Anak yang selama ini dikenal sangat patuh kepada orang tua mendadak menjadi anak yang berani melawan orang tua dan sebagainya. Pembawaan dari luar yang nampak kalem dan charming seringkali merupakan topeng palsu. Ryan atau Babe dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai sosok yang pandai bergaul, ramah tamah dan baik hati walau rada misterius. Lalu bagaimana mereka bisa menjelma menjadi seorang monster yang menakutkan? Melakukan penghilangan nyawa seperti mites tikus. atau kutu kepala, tees..tess dan nyawa orang lain melayang dengan sukses. Darahpun membasahi bumi.

Selain monster- monster di atas, selama dua dasawarsa belakangan ini, koran selalu diramaikan tindak kriminial baik yang dimutilasi atau tidak. Angka kriminilitas di Indonesia memang cukup mendirikan bulu roma. Dari yang ringan sampai yang tingkat berat. Kekejaman penghilangan nyawa, umum juga terjadi dimana sang pelaku adalah orang dekat korban. Rentetan peristiwa pembunuhan kejam yang terjadi di beberapa apartment mewah di Jakarta atau terbunuhnya bebarpa model cantik dan yang juga terjadi di tempat-tempat lain masih di Jakarta hampir semua pelaku pembunuhan mengenal secara dekat dengan sang korban.

Apa yang ada dibenak mereka para pelaku ketika mereka sedang melakukan perbuatan durjana terhadap orang yang sehari-harinya dikenal dengan baik? bahkan tidak jarang malah anggota keluarga sendiri baik orang tua atau pasangan. Rasa marah yang meluap-luap memang akan membuat mata gelap dan tak jarang akan membuat kita dalam state of temporary insanity dan apabila kita tidak bisa menguasai emosi maka kita akan menjadi buta akal. Rasa marah yang dipicu rasa cemburu atau hal klasik lainnya seperti utang piutang atau rebutan warisan sering menjadi pemicu utama.

Pembunuhan dan pertumpahan darah yang dimulai dengan peristiwa Habil dan Kain ribuan tahun lalu, akan terus berlangsung dan akan ada sampai akhir jaman. Walaupoun demikian tiada alasan untuk pembenaran segala pertumpahan darah manusia di bumi. Dan apapun alasannya seseorang dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain pantas mendapat ganjaran yang sama. Wajar jika diberlakukan hukum an eye for an eye untuk manusia semacam Babe, Ryan, atau Robot Gedheg serta yang lainnya. Termasuk juga teroris.

Kejam...atau memang sudah sepantasnya....??